Rabu, 22 Januari 2014

Hidup Ku

Awal mula kisah panjangku bermula pada saat aku bertemu dengannya waktu itu, yah memang pada saat itu umurku terbilang masih kecil untuk mengerti apa itu rasa suka atau cinta yang sebenarnya, mungkin pada saat itu aku masih SMP, aku sering ke rumahnya karena di rumahnya itu neneknya berjualan kebutuhan sehari-hari, aku melihat dia sebagai sosok lelaki tampan,rajin,sopan dan baik hati. Aku pernah melihatnya membantu neneknya mencuci piring yang banyak banget dengan senang hati tentunya. Saat kelulusan pun datang aku masuk di salah satu SMA di kota ku, dan ternyata dia juga bersekolah di SMA ku tapi sekarang dia sudah kelas 3 dan tahun depan dia lulus. Waktu terus berjalan entah mengapa aku makin suka dengannya, berbagai cara ku lakukan agar aku dapat bertemu dengannya, salah satunya menemani teman ku yang sekelas dengan adeknya untuk mengembalikan buku, meminjam buku dan yang lainnya, pernah suatu saat ada kejadian lucu ketika aku menemani teman ku dia datang jalan bersama adeknya yang paling kecil, dia menggonceng adeknya menggunakan goncengan yang terbuat dari rotan yang diletakkannnya di depan setelah dia memarkir motornya dia masuk dan membawa bungkusan yang habis di bawanya masuk ke dalam rumah entah mengapa sepertinya dia lupa ada adeknya di motor setelah lebih kurang 3 menit baru dia ingat dan langsung menjemput adeknya dan menggendongnya masuk ke dalam rumah, entah apa yang ada di pikirannya saat itu. Beberapa kali aku ke rumahnya dan bertemu dengannya dia menegurku dan senyum pada ku, mengobrol juga pernah, dan pada saat itu hati dan badanku rasanya lemas dan seperti tak punya tenaga, yah itu mungkin karena aku terlalu menyukainya. Sebenarnya aku tersiksa dengan perasaan ku, perasaan yang terlalu menyukainya dan aku tau aku tak mungkin memilikinya dan dapat bersamanya. Dia sering ke depan kelas ku waktu aku kelas 1 SMA karena sahabatnya pacaran dengan teman sekelas ku, dia sering nemanin gitu, dan aku sering di olokin suka sama dia pada saat dia datang ke depan kelas ku, yah betapa takut dan malunya aku digituin sama teman-temanku. Waktu di SMA dia punya pacar dan cantik pacarnya. Aku juga bingung kalau aku memang suka seharusnya aku cemburu kalau dia punya pacar tapi ini aku malah biasa-biasa aja karena yang aku tau aku Cuma suka dan hanya itu, aku nggak peduli mau dia punya pacar, selingkuhan atau teman dekat atau apa pun. Hari-hari ku terasa kosong bila tak melihatnya. Sebenarnya aku ingin tak suka lagi dengannya karena aku tak ingin sakit hati karena memendam rasa ini lebih lama lagi. Aku mendengar dia lagi suka dengan teman ku tapi beda kelas yah itu cukup membuat ku agak gimana gitu, aku ingin melupakannya tapi sekuat aku ingin melupakan sekuat itu juga rasa suka ku ke dia jadi bertambah. Tak terasa tinggal berapa bulan lagi dia lulus dari SMA ku dan aku sebenarnya bingung harus senang dia lulus karena aku bisa melupakannya karena tidak lagi bertemu dengannya atau justru sedih karena aku tak dapat bertemu dengannya melihatnya dan memandanginya. Banyak kejadian-kejadian yang menurutku lucu, aneh, gila, malu-maluin yang aku buat di depannya karena aku salting. Yah malu banget sih memang tapi itu sebagai kenang-kenangan ku dengannya karena mungkin aku tak bisa seperti itu lagi nantinya setelah dia lulus dari SMA ku. aku sering buka akun jejaring sosialnya sekedar ingin tau dan melihat apa yang sedang di lakukan dan dipirkannya, aku membaca salah satu satusnya kalau dia sudah diterima di salah satu kampus di kota ku sebenarnya letak kampus itu termasuk jauh dari rumah dia, dan jika aku lulus nanti aku sama sekali nggak ada pikiran mau kuliah di sana karena letaknya yang jauh dari rumah ku. aku ingin kuliah di salah satu perguruan tinggi yang cukup terkenal di kota ku dan dekat rumah ku tentunya. Mungkin ini yaa bisa dibilang suatu takdir kalau aku sebenarnya memang bukan ditakdirkan untuk bersamanya. Akhirnya kelulusan pun datang dan aku agak sedikit mencari-cari sesuatu yang hilang yang sebelum-sebelumnya selalu menghiasi hari-hari ku. sesekali dia datang bersama teman-temannya untuk mengurus keperluannya. Yah itu sedikit mengurangi rasa rinduku terhadapnya atau bahkan malah mengingatkan kepedihan ku karena melihatnya kembali. Hari-hari ku lalui beersama sahabat-sahabat ku dengan sangat bahagia. Setiap hari, hari-hari ku diisi dengan canda tawa, dan jarang sekali bersedih. Waktu aku sudah menjadi kakak kelas yap aku kelas 3 wahhh hari-hari ku menjadi sangat menyenangkan bersama 5 sahabatku. Di kelas 3 SMA ini sangat banyak sekali kenangan-kenangan ku bersama sahabat ku, apalagi menggombali adek kelas yang ganteng-ganteng, manis-manis, cakep-cakep, keren-keren. Sebenarnya aku berbuat seperti itu karena aku ingin di masa-masa SMA ku, aku punya kenangan yang sangat berkesan dan menyenangkan. Sampai-sampai wali kelas ku karena sangat akrabnya dengan kami beliau sampai mengolok ku karena pada saat dia mengajar memang kepala ku menghadap depan tapi mata ku mengahadap ke samping jendela yang langsung berhadapan dengan adek kelas 2 IPS wkwkwk. Terus kalau pagi hari setelah tarok tas dalam kelas kita langsung mejeng di depan kelas menunggu adek kelas incaran kita masing-masing lewat, sebenarnya kita suka Cuma sekedar lucu-lucuan aja. Kita juga akrab sekali dengan guru TIK kami, bapak itu sering sekali mengolok kami kalau cowok yang kita suka lewat atau apa pun lah, sangking akrabnya kita sudah seperti teman. Pokoknya di kelas 3 SMA yang tidak sampai setahun itu sangat-sangat banyak hal-hal yang kita lalui bersama dan tidak akan pernah aku lupakan sampai aku tua nanti. Mungkin aku rasanya tak bisa sama sekali berpisah dengan sahabat-sahabat ku ini. Sebelum UN sekolah ku mengadakan doa bersama dan bersalam-salaman dannnnnn saat itu adalah saat yang palinggggg menyedihkan dalam kehidupan ku di SMA, kita ber6 menangis sejadi-jadinya, berpelukan dan saling meminta maaf. Sampai-sampai napas kita tersesak-sesak karena kita sangat sedih akan berpisah. Membayangkan kalau kita berpisah saja aku tak sanggup. Apakah aku bisa mendapatkan sahabat seperti mereka lagi?
Di sekolah ku banyak sekali perguruan tinggi yang menaruh brosur, daftar yang ingin masuk ke perguruan tinggi tanpa tes dan ada salah satu perguruan tinggi yang di usulkan guru BK ku supaya aku daftar juga di situ untuk cadangan, siapa tau tidak lulus di perguruan tinggi yang kami daftar secara online dari semua sekolah itu dannnnnn perguruan tinggi yang di usulkan guru BK itu adalah perguruan tinggi yang dimasukki dia. Jurusannya pun sama dengan yang di daftarkan guru BK ku ini. Sebenarnya aku sama sekali tidak berharap di terima atau masuk di situ karena beberapa alasan, yang pertama lokasinya jauh dan aku tak sanggup untuk bertemu dengannya, harus bertemu lagi, melihatnya lagi, berharap lagi, menyukainya lagi, menggilainya lagi, aku tak sanggup untuk itu, khayalan gila ku itu hanya membuat ku sakit hati, karena khayalan aku itu gak akan mungkin pernah terjadi, aku dan dia itu ga mungkin bersama. Dan pengumuman penerimaan mahasiswa baru di perguruan yang dia sekarang ngampus di situ itu telah di tempel di sana. Teman sekelas ku yang daftar di sana bilang dia liat nama ku terpampang sebagai salah satu siswa yang lulus di kampus itu, dan diantara 3 sahabat ku yang daftar di sana hanya aku yang lulus, bukannya senang aku malah takut karena hanya aku yang lulus. Awalnya kan aku memang tidak berminat, aku takut kalau aku tidak jadi masuk disitu aku dapat sanksi atau apa gitu dan kalau aku masuk situ aku ga ada teman. Aku bingung, sangat bingung pada saat itu. Karena aku di kasih batas tempo tanggal jika aku tidak mendaftar ulang dan membayar uang daftar ulang, aku dianggap gugur dan tidak jadi masuk di PTN itu. Aku berpikir ini adalah jenjang yang akan menentukan masa depan ku, kalau aku sampai salah menentukannya bagaimana kehidupanku nantinya, aku anak tunggal, aku harus membahagiakan orang tua ku, kalau aku sudah dewasa nanti, kalau aku di tinggal orang tua ku, aku mau apa kalau hidup ku susah karena aku salah menentukan tujuan hidup ku. aku takut kalau aku tidak ambil kesempatan itu aku akan menyesal, memang aku juga mendaftar di salah satu kampus yang aku inginkan karena di sana dekat dengan rumah ku yang daftar secara online dari semua sekolah di kota ku  tadi. tapi setelah dengan berbagai pertimbangan, saran dari keluarga, kerabat, teman orang tua ku mereka semua menyarankan kalau aku harus menerima dan mengambil kesempatan yang susah untuk di dapat ini apalagi tanpa tes. Aku mencoba untuk menerima semmuaaa yang ada ini. Sebelum UN aku sudah di terima di sana yah memang itu salah satu berkah yang aku dapat. Tapi aku juga selalu memikirkan, bagaimana aku di sana, apakah aku harus mengulang rasa sakit ku ini lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Yahhh entahlah. Tapi yang terpenting aku telah mempunyai pegangan salah satu kampus. Ujian nasional pun berlangsung, deg-degan juga sih pada saat itu apalagi momen pengumumannya itu, dan akhirnya kami semua lulus, kami semua bahagia tapi ya pasti ada sedihnya juga persahabatan kami harus terpisahkan karena kami ada yang beda kampus, tapi ya yang pasti kita semua ber6 sudah berjanji kalau kita akan berkumpul setiap bulannya. 2 orang sahabat ku yang sebelumnya tidak lulus pun akhirnya mau mendaftar lagi di kampus yang aku lulus tadi, dan ternyata salah satu dari mereka lulus lewat jalur tanpa tes tahap 2 dan sayangnya teman ku satunya tak lulus aku juga sedih,aku selalu memberi support ke dia dan akhirnya dia mau mendaftar lagi mengikuti jalur tes. Pengumuman lulus jadi mahasiswa baru di PTN yang kami daftar secara online itu baru keluar dan hasilnya kami lulus juga di sana. Tapi aku telah membayar uang daftar ulang itu dan aku sudah memantapkan hati untuk kuliah di sana. Ya setelah mengurus semuanya, mengurus surat-surat dan ahirnya liburan. Di liburan itu pun aku selalu memikirkan bagaimana aku di sana, kenapa sih harus dipertemukan kembali. Sakit rasanya di saat kita disatukan dan di pertemukan pada tempat dan keadaan yang sama tapi kita tak ditakdirkan untuk  bersama. Aku selalu berpikir kenapa aku dipertemukan kembali tapi hanya untuk membuat aku sakit dan sakit lagi. Tapi di salah satu sisi aku senang karena teman ku yang sebelumnya tidak lulus di PTN yang akan menjadi kampus ku nanti lulus. Dan kami bertiga bisa bersama-sama lagi. Tibalah saatnya OSPEK dannnnnn emhhh ospeknya menurut ku sangat berat, aku berangkat dari rumah jam 05.20 subuh dan selesai nyampe rumah 19.15 dan aku di sana benar-benar di bina mentalnya.
Setelah tiga hari aku ospek aku ada namanya ospek jurusan dan itu seperti pengarahan dan ya ada sedikit lucu-lucuan karena kita di suruh buat surat cinta gitu. Dan pada saat itu yang membina kami kakak tingkat dan ada juga kakak alumni. Selama aku ospek ini aku belum ada ketemu dia, dan aku agak sedikit takut dan deg-degan sih setelah lama tak berhadapan langsung kalau dari jauh sih pernah aja. Dan tibalah saatnya aku kuliah perdana yahhhhh aku melihatnya, melihatnya lagi. Rasanya dunia ini terasa terhenti, dan jantung berhenti berdetak, dia yang sebenarnya ga mau aku lihat lagi sekarang ada di hadapanku. Rasanya hati ku ini senang tapi aku juga benci, aku benci dengan rasa cinta ku ini. Aku benci ketika aku mulai menyukainya lagi, kenapa hati ku tak bisa melihatnya dengan biasa saja, apa karena aku terlalu mencintainya?
Hidup bertahun-tahun dalam bayang-bayang wajahnya tak pernah terpikir oleh ku, berharap terus menerus juga tak pernah terpikir oleh ku, ingin berhenti menyukainya hanya dapat terlaksana dalam kata-kata, tapi faktanya setiap bertemu dengannya semua beban hilang, suasana hati terasa tenang, waktu terasa indah, hidup dalam bayangan semu yang membohongi, hari-hari ku lalui penuh harap dapat bersamanya, menginginkan itu bertahun-tahun, bertahan dalam rasa harap, harapan agar dapat dekat dengannya. Sebenarnya aku tak ingin membohongi perasaan ku, aku senang bertemu dengannya, aku bahagia di balik rasa benci terhadap cinta ku terhadapnya. Aku tak bisa berbohong soal itu. Tapi di saat aku bahagia di situ pula ada rasa sakit karena itu hanyalah khayalan kosong yang tak pernah bisa terwujud di kehidupan ku. kadang berpikir kenapa dia orang yang aku suka, orang yang membuat ku berkhayal terus-menerus tanpa tau ujungnya, kenapa harus dia orang yang membuat duniaku terasa sempit karena hanya dia yang ada di pikiran ku. Dia itu ganteng, manis, baik, sopan, lucu, pintar. Berbeda dengan aku yang tidak ada apa-apanya di banding dia. Aku dengar ada salah satu kelas semester satu yang seangkatan sama aku satu kelas yang ceweknya suka sama dia. Yahh itu sangatlah wajar. Aku benci kenapa aku bisa sayang sama orang yang gak seharusnya aku sayang.
Awal aku kuliah di sana kami bertiga mulai frustasi belum seminggu aja pelajarannya sangat susah bagi kami karena kami tidak pernah belajar sekeras ini sebelumnya waktu SMA, karena kami di SMA sangat santai ada ulangan aja kami masih tertawa-tawa, kami ga pernah pusing masalah pelajaran, tapi di sini benar-benar sangat berbeda. Waktu tidur, istirahat, bermain semua tersita untuk belajar dan belajar. Beban pikiran ku tambah terbebani karena di sini sistem DO kalau ga bisa di DO, ini bukan hanya sekedar gretakan saja karena sudah banyak buktinya. Di sela-sela perkuliahan kami kakak tingkat dan dosen kita mempunyai acara-acara agar kami dapat refreshing seperti menginap di hutan dan pentas seni dan lomba berbagai olahraga. Dan yang pasti intensitas aku bertemu dengannya semakin sering.
Setelah aku berapa bulan di sini aku memantapkan hati ku, aku ga mau rasa sakit ku terus berulang dan berlajut seperti tahun-tahun kemarin cuman karena dia. Aku ga mau khayalan gila ku ni terus saja menghiasi pikiran ku. aku memutuskan untuk tidak akan lagi menyukainya, ya aku tau ini tak semudah apa yang aku ucapkan tapi aku akan berusaha, aku ga mau terus-terusan ada di posisi ini. Aku menghapus semua foto dia yang aku punya, aku berjanji tidak akan melihat lagi akun-akun jejaring sosial dia. aku berjanji tidak akan melihatnya dengan hati. Aku berjanji akan membiasakan diri untuk tidak lagi deg-degan bila bertemu dengannya. Dan aku yakin aku pasti bisa.
ADA  SAATNYA  KEBAHAGIAAN ITU DATANG KETIKA KITA DAPAT  MERELAKAN  APA  YANG  TIDAK  DAPAT  KITA  MILIKI