Awal
mula kisah panjangku bermula pada saat aku bertemu dengannya waktu itu, yah
memang pada saat itu umurku terbilang masih kecil untuk mengerti apa itu rasa
suka atau cinta yang sebenarnya, mungkin pada saat itu aku masih SMP, aku
sering ke rumahnya karena di rumahnya itu neneknya berjualan kebutuhan
sehari-hari, aku melihat dia sebagai sosok lelaki tampan,rajin,sopan dan baik
hati. Aku pernah melihatnya membantu neneknya mencuci piring yang banyak banget
dengan senang hati tentunya. Saat kelulusan pun datang aku masuk di salah satu
SMA di kota ku, dan ternyata dia juga bersekolah di SMA ku tapi sekarang dia
sudah kelas 3 dan tahun depan dia lulus. Waktu terus berjalan entah mengapa aku
makin suka dengannya, berbagai cara ku lakukan agar aku dapat bertemu dengannya,
salah satunya menemani teman ku yang sekelas dengan adeknya untuk mengembalikan
buku, meminjam buku dan yang lainnya, pernah suatu saat ada kejadian lucu ketika
aku menemani teman ku dia datang jalan bersama adeknya yang paling kecil, dia
menggonceng adeknya menggunakan goncengan yang terbuat dari rotan yang
diletakkannnya di depan setelah dia memarkir motornya dia masuk dan membawa
bungkusan yang habis di bawanya masuk ke dalam rumah entah mengapa sepertinya
dia lupa ada adeknya di motor setelah lebih kurang 3 menit baru dia ingat dan
langsung menjemput adeknya dan menggendongnya masuk ke dalam rumah, entah apa
yang ada di pikirannya saat itu. Beberapa kali aku ke rumahnya dan bertemu
dengannya dia menegurku dan senyum pada ku, mengobrol juga pernah, dan pada
saat itu hati dan badanku rasanya lemas dan seperti tak punya tenaga, yah itu
mungkin karena aku terlalu menyukainya. Sebenarnya aku tersiksa dengan perasaan
ku, perasaan yang terlalu menyukainya dan aku tau aku tak mungkin memilikinya
dan dapat bersamanya. Dia sering ke depan kelas ku waktu aku kelas 1 SMA karena
sahabatnya pacaran dengan teman sekelas ku, dia sering nemanin gitu, dan aku
sering di olokin suka sama dia pada saat dia datang ke depan kelas ku, yah
betapa takut dan malunya aku digituin sama teman-temanku. Waktu di SMA dia
punya pacar dan cantik pacarnya. Aku juga bingung kalau aku memang suka
seharusnya aku cemburu kalau dia punya pacar tapi ini aku malah biasa-biasa aja
karena yang aku tau aku Cuma suka dan hanya itu, aku nggak peduli mau dia punya
pacar, selingkuhan atau teman dekat atau apa pun. Hari-hari ku terasa kosong
bila tak melihatnya. Sebenarnya aku ingin tak suka lagi dengannya karena aku
tak ingin sakit hati karena memendam rasa ini lebih lama lagi. Aku mendengar
dia lagi suka dengan teman ku tapi beda kelas yah itu cukup membuat ku agak
gimana gitu, aku ingin melupakannya tapi sekuat aku ingin melupakan sekuat itu
juga rasa suka ku ke dia jadi bertambah. Tak terasa tinggal berapa bulan lagi
dia lulus dari SMA ku dan aku sebenarnya bingung harus senang dia lulus karena
aku bisa melupakannya karena tidak lagi bertemu dengannya atau justru sedih
karena aku tak dapat bertemu dengannya melihatnya dan memandanginya. Banyak
kejadian-kejadian yang menurutku lucu, aneh, gila, malu-maluin yang aku buat di
depannya karena aku salting. Yah malu banget sih memang tapi itu sebagai
kenang-kenangan ku dengannya karena mungkin aku tak bisa seperti itu lagi
nantinya setelah dia lulus dari SMA ku. aku sering buka akun jejaring sosialnya
sekedar ingin tau dan melihat apa yang sedang di lakukan dan dipirkannya, aku
membaca salah satu satusnya kalau dia sudah diterima di salah satu kampus di
kota ku sebenarnya letak kampus itu termasuk jauh dari rumah dia, dan jika aku
lulus nanti aku sama sekali nggak ada pikiran mau kuliah di sana karena
letaknya yang jauh dari rumah ku. aku ingin kuliah di salah satu perguruan
tinggi yang cukup terkenal di kota ku dan dekat rumah ku tentunya. Mungkin ini
yaa bisa dibilang suatu takdir kalau aku sebenarnya memang bukan ditakdirkan
untuk bersamanya. Akhirnya kelulusan pun datang dan aku agak sedikit
mencari-cari sesuatu yang hilang yang sebelum-sebelumnya selalu menghiasi
hari-hari ku. sesekali dia datang bersama teman-temannya untuk mengurus
keperluannya. Yah itu sedikit mengurangi rasa rinduku terhadapnya atau bahkan
malah mengingatkan kepedihan ku karena melihatnya kembali. Hari-hari ku lalui
beersama sahabat-sahabat ku dengan sangat bahagia. Setiap hari, hari-hari ku
diisi dengan canda tawa, dan jarang sekali bersedih. Waktu aku sudah menjadi
kakak kelas yap aku kelas 3 wahhh hari-hari ku menjadi sangat menyenangkan
bersama 5 sahabatku. Di kelas 3 SMA ini sangat banyak sekali kenangan-kenangan
ku bersama sahabat ku, apalagi menggombali adek kelas yang ganteng-ganteng,
manis-manis, cakep-cakep, keren-keren. Sebenarnya aku berbuat seperti itu
karena aku ingin di masa-masa SMA ku, aku punya kenangan yang sangat berkesan
dan menyenangkan. Sampai-sampai wali kelas ku karena sangat akrabnya dengan
kami beliau sampai mengolok ku karena pada saat dia mengajar memang kepala ku
menghadap depan tapi mata ku mengahadap ke samping jendela yang langsung
berhadapan dengan adek kelas 2 IPS wkwkwk. Terus kalau pagi hari setelah tarok
tas dalam kelas kita langsung mejeng di depan kelas menunggu adek kelas incaran
kita masing-masing lewat, sebenarnya kita suka Cuma sekedar lucu-lucuan aja. Kita
juga akrab sekali dengan guru TIK kami, bapak itu sering sekali mengolok kami
kalau cowok yang kita suka lewat atau apa pun lah, sangking akrabnya kita sudah
seperti teman. Pokoknya di kelas 3 SMA yang tidak sampai setahun itu
sangat-sangat banyak hal-hal yang kita lalui bersama dan tidak akan pernah aku
lupakan sampai aku tua nanti. Mungkin aku rasanya tak bisa sama sekali berpisah
dengan sahabat-sahabat ku ini. Sebelum UN sekolah ku mengadakan doa bersama dan
bersalam-salaman dannnnnn saat itu adalah saat yang palinggggg menyedihkan
dalam kehidupan ku di SMA, kita ber6 menangis sejadi-jadinya, berpelukan dan
saling meminta maaf. Sampai-sampai napas kita tersesak-sesak karena kita sangat
sedih akan berpisah. Membayangkan kalau kita berpisah saja aku tak sanggup.
Apakah aku bisa mendapatkan sahabat seperti mereka lagi?
Di
sekolah ku banyak sekali perguruan tinggi yang menaruh brosur, daftar yang
ingin masuk ke perguruan tinggi tanpa tes dan ada salah satu perguruan tinggi
yang di usulkan guru BK ku supaya aku daftar juga di situ untuk cadangan, siapa
tau tidak lulus di perguruan tinggi yang kami daftar secara online dari semua
sekolah itu dannnnnn perguruan tinggi yang di usulkan guru BK itu adalah
perguruan tinggi yang dimasukki dia. Jurusannya pun sama dengan yang di
daftarkan guru BK ku ini. Sebenarnya aku sama sekali tidak berharap di terima
atau masuk di situ karena beberapa alasan, yang pertama lokasinya jauh dan aku
tak sanggup untuk bertemu dengannya, harus bertemu lagi, melihatnya lagi,
berharap lagi, menyukainya lagi, menggilainya lagi, aku tak sanggup untuk itu,
khayalan gila ku itu hanya membuat ku sakit hati, karena khayalan aku itu gak
akan mungkin pernah terjadi, aku dan dia itu ga mungkin bersama. Dan pengumuman
penerimaan mahasiswa baru di perguruan yang dia sekarang ngampus di situ itu
telah di tempel di sana. Teman sekelas ku yang daftar di sana bilang dia liat
nama ku terpampang sebagai salah satu siswa yang lulus di kampus itu, dan
diantara 3 sahabat ku yang daftar di sana hanya aku yang lulus, bukannya senang
aku malah takut karena hanya aku yang lulus. Awalnya kan aku memang tidak
berminat, aku takut kalau aku tidak jadi masuk disitu aku dapat sanksi atau apa
gitu dan kalau aku masuk situ aku ga ada teman. Aku bingung, sangat bingung
pada saat itu. Karena aku di kasih batas tempo tanggal jika aku tidak mendaftar
ulang dan membayar uang daftar ulang, aku dianggap gugur dan tidak jadi masuk
di PTN itu. Aku berpikir ini adalah jenjang yang akan menentukan masa depan ku,
kalau aku sampai salah menentukannya bagaimana kehidupanku nantinya, aku anak
tunggal, aku harus membahagiakan orang tua ku, kalau aku sudah dewasa nanti,
kalau aku di tinggal orang tua ku, aku mau apa kalau hidup ku susah karena aku
salah menentukan tujuan hidup ku. aku takut kalau aku tidak ambil kesempatan
itu aku akan menyesal, memang aku juga mendaftar di salah satu kampus yang aku
inginkan karena di sana dekat dengan rumah ku yang daftar secara online dari
semua sekolah di kota ku tadi. tapi
setelah dengan berbagai pertimbangan, saran dari keluarga, kerabat, teman orang
tua ku mereka semua menyarankan kalau aku harus menerima dan mengambil
kesempatan yang susah untuk di dapat ini apalagi tanpa tes. Aku mencoba untuk
menerima semmuaaa yang ada ini. Sebelum UN aku sudah di terima di sana yah
memang itu salah satu berkah yang aku dapat. Tapi aku juga selalu memikirkan,
bagaimana aku di sana, apakah aku harus mengulang rasa sakit ku ini lagi seperti
tahun-tahun sebelumnya. Yahhh entahlah. Tapi yang terpenting aku telah
mempunyai pegangan salah satu kampus. Ujian nasional pun berlangsung, deg-degan
juga sih pada saat itu apalagi momen pengumumannya itu, dan akhirnya kami semua
lulus, kami semua bahagia tapi ya pasti ada sedihnya juga persahabatan kami
harus terpisahkan karena kami ada yang beda kampus, tapi ya yang pasti kita
semua ber6 sudah berjanji kalau kita akan berkumpul setiap bulannya. 2 orang
sahabat ku yang sebelumnya tidak lulus pun akhirnya mau mendaftar lagi di
kampus yang aku lulus tadi, dan ternyata salah satu dari mereka lulus lewat
jalur tanpa tes tahap 2 dan sayangnya teman ku satunya tak lulus aku juga
sedih,aku selalu memberi support ke dia dan akhirnya dia mau mendaftar lagi
mengikuti jalur tes. Pengumuman lulus jadi mahasiswa baru di PTN yang kami
daftar secara online itu baru keluar dan hasilnya kami lulus juga di sana. Tapi
aku telah membayar uang daftar ulang itu dan aku sudah memantapkan hati untuk
kuliah di sana. Ya setelah mengurus semuanya, mengurus surat-surat dan ahirnya
liburan. Di liburan itu pun aku selalu memikirkan bagaimana aku di sana, kenapa
sih harus dipertemukan kembali. Sakit rasanya di saat kita disatukan dan di
pertemukan pada tempat dan keadaan yang sama tapi kita tak ditakdirkan
untuk bersama. Aku selalu berpikir
kenapa aku dipertemukan kembali tapi hanya untuk membuat aku sakit dan sakit
lagi. Tapi di salah satu sisi aku senang karena teman ku yang sebelumnya tidak
lulus di PTN yang akan menjadi kampus ku nanti lulus. Dan kami bertiga bisa
bersama-sama lagi. Tibalah saatnya OSPEK dannnnnn emhhh ospeknya menurut ku
sangat berat, aku berangkat dari rumah jam 05.20 subuh dan selesai nyampe rumah
19.15 dan aku di sana benar-benar di bina mentalnya.
Setelah
tiga hari aku ospek aku ada namanya ospek jurusan dan itu seperti pengarahan
dan ya ada sedikit lucu-lucuan karena kita di suruh buat surat cinta gitu. Dan
pada saat itu yang membina kami kakak tingkat dan ada juga kakak alumni. Selama
aku ospek ini aku belum ada ketemu dia, dan aku agak sedikit takut dan
deg-degan sih setelah lama tak berhadapan langsung kalau dari jauh sih pernah
aja. Dan tibalah saatnya aku kuliah perdana yahhhhh aku melihatnya, melihatnya
lagi. Rasanya dunia ini terasa terhenti, dan jantung berhenti berdetak, dia
yang sebenarnya ga mau aku lihat lagi sekarang ada di hadapanku. Rasanya hati
ku ini senang tapi aku juga benci, aku benci dengan rasa cinta ku ini. Aku
benci ketika aku mulai menyukainya lagi, kenapa hati ku tak bisa melihatnya
dengan biasa saja, apa karena aku terlalu mencintainya?
Hidup
bertahun-tahun dalam bayang-bayang wajahnya tak pernah terpikir oleh ku,
berharap terus menerus juga tak pernah terpikir oleh ku, ingin berhenti
menyukainya hanya dapat terlaksana dalam kata-kata, tapi faktanya setiap
bertemu dengannya semua beban hilang, suasana hati terasa tenang, waktu terasa indah,
hidup dalam bayangan semu yang membohongi, hari-hari ku lalui penuh harap dapat
bersamanya, menginginkan itu bertahun-tahun, bertahan dalam rasa harap, harapan
agar dapat dekat dengannya. Sebenarnya aku tak ingin membohongi perasaan ku,
aku senang bertemu dengannya, aku bahagia di balik rasa benci terhadap cinta ku
terhadapnya. Aku tak bisa berbohong soal itu. Tapi di saat aku bahagia di situ
pula ada rasa sakit karena itu hanyalah khayalan kosong yang tak pernah bisa
terwujud di kehidupan ku. kadang berpikir kenapa dia orang yang aku suka, orang
yang membuat ku berkhayal terus-menerus tanpa tau ujungnya, kenapa harus dia
orang yang membuat duniaku terasa sempit karena hanya dia yang ada di pikiran
ku. Dia itu ganteng, manis, baik, sopan, lucu, pintar. Berbeda dengan aku yang
tidak ada apa-apanya di banding dia. Aku dengar ada salah satu kelas semester
satu yang seangkatan sama aku satu kelas yang ceweknya suka sama dia. Yahh itu
sangatlah wajar. Aku benci kenapa aku bisa sayang sama orang yang gak seharusnya
aku sayang.
Awal
aku kuliah di sana kami bertiga mulai frustasi belum seminggu aja pelajarannya
sangat susah bagi kami karena kami tidak pernah belajar sekeras ini sebelumnya
waktu SMA, karena kami di SMA sangat santai ada ulangan aja kami masih tertawa-tawa,
kami ga pernah pusing masalah pelajaran, tapi di sini benar-benar sangat
berbeda. Waktu tidur, istirahat, bermain semua tersita untuk belajar dan
belajar. Beban pikiran ku tambah terbebani karena di sini sistem DO kalau ga
bisa di DO, ini bukan hanya sekedar gretakan saja karena sudah banyak buktinya.
Di sela-sela perkuliahan kami kakak tingkat dan dosen kita mempunyai
acara-acara agar kami dapat refreshing seperti menginap di hutan dan pentas
seni dan lomba berbagai olahraga. Dan yang pasti intensitas aku bertemu
dengannya semakin sering.
Setelah
aku berapa bulan di sini aku memantapkan hati ku, aku ga mau rasa sakit ku
terus berulang dan berlajut seperti tahun-tahun kemarin cuman karena dia. Aku
ga mau khayalan gila ku ni terus saja menghiasi pikiran ku. aku memutuskan
untuk tidak akan lagi menyukainya, ya aku tau ini tak semudah apa yang aku
ucapkan tapi aku akan berusaha, aku ga mau terus-terusan ada di posisi ini. Aku
menghapus semua foto dia yang aku punya, aku berjanji tidak akan melihat lagi
akun-akun jejaring sosial dia. aku berjanji tidak akan melihatnya dengan hati.
Aku berjanji akan membiasakan diri untuk tidak lagi deg-degan bila bertemu
dengannya. Dan aku yakin aku pasti bisa.
ADA SAATNYA
KEBAHAGIAAN ITU DATANG KETIKA KITA DAPAT
MERELAKAN APA YANG
TIDAK DAPAT KITA
MILIKI